Best Friend
“Kenapa, sih, ideku enggak pernah didukung? Enggak ada benarnya, semua salah!” Aku mencebik dan langsung meninggalkan wanita yang ada di depanku dengan rasa kesal. Ia bergeming, tak ada perlawanan sama sekali. Namun, respons sikap seperti itu yang justru membuatku merasa bersalah. Ada rasa sesal yang begitu dalam tiap kali perdebatan antara kami terjadi. Tak seharusnya aku bersikap kasar, meski kata maaf juga selalu kuucap, karena suatu saat aku pasti tetap akan mendatanginya, bertanya atau pun meminta pendapatnya untuk banyak hal lainnya. Ia pun selalu menyambut dengan tangan terbuka, meski sikapku sering membuka luka. Entah sudah berapa dosa terajut karena sikapku padanya.
Ya, ia adalah ibuku, teman terbaikku.
Tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga teman kita. Pun diri kita di mata orang lain. Tak ada yang lebih baik satu dari yang lainnya, karena manusia terlahir unik dengan berbagai macam karakter.
Seperti karakter pada tipe kepribadian yang diperkenalkan oleh Hippocrates (460-370 SM) dan kemudian disempurnakan oleh Galenus menjadi empat tipe, yaitu:
1. Tipe Sanguin
Tipe terbuka, ceria, senang bercerita meski terkadang sering diulang, pelupa, mudah menyesuaikan diri, ramah, spontan.
2. Tipe Koleris
Tipe terbuka meski tak se-vulgar si sanguin, aktif, semangat, motivator, perfeksionis, lugas hingga sering kali di-cap egois.
3. Tipe Melankolis
Tipe tertutup, meski memiliki kecerdasan yang tinggi, ia cendurung memiliki pembawaan pesimistis. Wajar jika mereka kebanyakan sensitif dan cenderung memandang dari sisi negatif.
4. Tipe Plegmatis
Tipe tertutup, tak banyak menuntut, pendiam, kalem. Sering kali disebut lambat karena terlalu santai atau banyak pertimbangan, khawatir menyakiti dan mengecewakan.
Kalau kita mencari teman yang sempurna, sepanjang hidup kita tidak akan tahu artinya berteman. Tere Liye
Jadi, cukup jaga dengan baik teman yang ada di sekitar. Saling memahami dan menghargai karakter masing-masing. Caranya, bagaimana?
Nah, berikut ini sedikit tips untuk menghadapi teman dengan tipe karakter di atas,
1. Tipe Sanguin: coba berusaha menjadi pendengar yang baik, tak perlu ragu mengingatkan bila ia melupakan sesuatu. Berikan pujian dan banyak perhatian.
2. Tipe Koleris: persiapkan dengan matang hal apa saja yang akan dibicarakan dengannya, jangan sampai bertele-tele dalam berbicara karena ia bukan pendengar yang baik.
3. Tipe Melankolis: sering berikan semangat padanya dan jangan pernah menekannya.
4. Tipe Plegmatis: tidak perlu memaksanya untuk bercerita, karena bila merasa nyaman ia akan bercerita dengan sendirinya.
Jadi, enggak ada alasan kita tak punya teman, kan?
Kita memang tidak bisa memaksa orang lain untuk menjadi yang kita mau, tetapi paling tidak kita bisa mengendalikan ego diri kita sendiri menyesuaikan dengan teman demi menjaga hubungan baik pertemanan.
Lalu, mengapa Ibu adalah teman terbaik saya? Karena beliau selalu ada untuk saya meski tipe kepribadian kami berbeda. Upaya adaptasi kami berdua seolah membuat kami merasa semua tipe ada pada diri kami, hehehe.
Memiliki teman yang pas itu seru, bukan? Seperti apa kata sang pujangga—Bang Tere Liye berikut ini,
Sajak Rame-Rame
Kalian tahu kenapa hujan menyenangkan?
Karena turunnya rame-rame
Pasti garing kalau turunnya hanya satu tetes
Lantas satu tetes lagi, dan seterusnya
Kalian tahu kenapa nasi lezat dan mengenyangkan
Karena dihidangkan rame-rame
Pasti bengong kalau hanya satu butir di atas piring
Ini mau makan apa?
Kalian tahu kenapa gigi berguna?
Karena rame-rame berbaris rapi
Pasti ompong nyebutnya kalau cuma satu
Tidak bisa buat mengunyah
Cuma bisa buat tersenyum
Begitulah pertemanan yang baik
Hilang satu, terasa kosong semuanya
Rame-rame selalu lebih menyenangkan
Selamat menyambut hadirnya teman-teman baru, Teman!
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting
-0 Comment-