Mengenali Diri Sendiri Untuk Menghindari Depresi
Akhir-akhir ini begitu banyak duka yang terjadi pada negeri kita. Bencana alam, kecelakaan pesawat, hingga berpulangnya banyak ulama ke Rahmatullah. Ada satu hal yang menjadi perhatian saya karena maknanya begitu dalam. Yaitu ungkapan dari almarhum Syekh Ali Jaber yang berikut ini:
Kita sebagai manusia pasti punya dosa, dan kita semua punya aib, tapi Allah menutupi aib kita. Kita juga tidak tahu apa urusan manusia sama Allah, masing-masing punya rahasia Allah. Makanya, jangan pernah kita menghakimi orang lain!
Lantas, apa hubungannya dengan mental healthy yang akan kita bahas saat ini?
Ya, masing-masing individu memiliki perjalanan spiritual dan kehidupan yang berbeda. Seperti bahasan pada blog saya sebelumnya, dimana karakter masing-masing individu akan memiliki keunikkan tersendiri. Dan, masing-masing selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Makanya, tak jarang kita mengatakan ‘aneh’ pada orang lain ketika mereka tidak sama seperti kita. Atau justru sebaliknya, mereka mungkin juga pernah mengatakan kita ‘aneh’. Tidak ada yang salah dengan kata ‘aneh’ karena tidak selalu berkonotasi negatif. Semua semata-mata karena keunikan yang dimiliki. Bahkan untuk dua anak kembar pun selalu ada keunikkan dalam diri mereka. Di sinilah sikap menghargai sangatlah dibutuhkan.
DEPRESI TAK DATANG SENDIRI DENGAN TIBA-TIBA
Beberapa waktu lalu saya mengikuti unggahan video instagram tentang depresi yang dibuat oleh dr. Jiemi Ardian, Sp. KJ, seorang Psikiater di salah satu rumah sakit ternama di Jakarta. Selain menjadi advisor di beberapa tempat, beliau adalah salah satu Mental Health Ambassadors dan influencer Kesehatan Jiwa di Indonesia.
Dalam unggahannya, beliau menyampaikan bahwa hadirnya depresi juga dipengaruhi dari tiga hal yaitu:
1. Biologis
Biasanya terjadi pada seseorang yang mengalami sakit yang berkepanjangan. Rasa jenuh, lelah, atau karena menahan rasa sakit yang luar biasa.
2. Psikologis
Terjadi pada seseorang yang mengalami kejadian tak menyenangkan yang membuatnya tak nyaman.
3. Sosial
Umumnya terjadi saat seseorang merasa dipojokkan. Biasanya karena mendapatkan ucapan atau sikap yang menyakitkan.
Nah, poin ke-3 inilah yang berhubungan dengan pesan dari almarhum Syekh Ali Jaber beberapa waktu lalu.
Lebih baik diam tak menghakimi, tetapi mendoakannya, karena kita tentu tak mau menjadi penyebab orang lain depresi, bukan?
“Ya, karena depresi itu kompleks. Tidak sesederhana seperti penilaian orang pada umumnya, karena kurang bersyukur, kurang iman, kurang ibadah,” kata dr. Jiemi Ardian, Sp, KJ.
Orang depresi tak perlu diceramahin, dikucilkan, apalagi dibully. Mereka butuh dipeluk, dimengerti, dan diberi solusi yaitu pengobatan ke dokter.
PENTINGNYA MENGENALI DIRI SENDIRI
1. Dengan mengenal diri sendiri, paling tidak kita akan dengan mudah menerima sinyal tubuh ketika ada yang dirasa berbeda.
2. Dengan mengenal diri sendiri, kita dapat mengendalikan diri saat berada di lingkungan, sehingga tak sampai menyakiti hati orang lain.
Oiya, depresi tak selalu tampak menyeramkan, seperti wajah kusut, rambut acak-acakkan, atau mungkin bicara sendiri dan melakukan hal-hal yang tak umum dilakukan. Namun, orang yang semula tampak sehat, bisa juga ternyata mengalami depresi dengan tanda-tanda seperti:
1. Sulit konsetrasi
2. Sulit merasa senang pada hal yang dulu justru membuatnya senang
3. Merasa sendirian
Nah, tanda itu ada pada teman-temankah? Semoga tidak, ya. Namun, kalau iya, mungkin beberapa tips berikut ini dapat membantu.
TIPS TERHINDAR DARI DEPRESI
1. Ibadah lebih rajin
2. Istirahat cukup
3. Makan dan minum sehat bernutrisi
4. Pilih satu teman yang amanah mendapat curhatan kita, jangan menyimpan masalah sendiri
5. Olah raga rutin agar peredaran darah lancar, meditasi dan latihan olah pernapasan juga bagus untuk tubuh dan jiwa
6. Afirmasi positif setiap pagi dengan senyuman tulus
7. Melakukan kegiatan yang menjadi kegemaran
Now, so, lets breath deeply, and get your health.
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting
-0 Comment-