Media Sosialmu, Harimaumu!
Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak bisa ditarik lagi. Tulislah hal-hal yang berarti, yang tidak akan pernah kau sesali. (Helvy Tiana Rossa-Penulis)
Ya, tulisan sama halnya dengan ucapan. Seperti pepatah “mulutmu harimaumu”, yaitu apa yang kita tulis atau apa yang kita ucapkan, dapat menjadi bumerang untuk kita sendiri. Setiap ucapan atau tulisan kita haruslah dapat dipertanggungjawabkan. Itulah mengapa kita harus sangat berhati-hati sekali. Perlu dipikirkan dengan matang agar tak salah, menyakitkan dan menyesatkan.
Ibarat batu yang telah dilontarkan tak mungkin dapat kembali lagi, demikian juga dengan tiga hal dalam kehidupan kita, yaitu:
1. Waktu
Waktu tak mungkin diputar kembali bersama kejadian yang sama persis.
2. Kesempatan
Meski kesempatan mungkin saja akan datang untuk yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tetapi tetaplah akan berbeda dengan yang pertama. Semua tak akan sama persis.
3. Ucapan
Kata “maaf” dan anulir ucapan atau pun tulisan memang bisa saja terjadi. Namun, semua tetap bisa sama. Sudah ada rasa yang tertinggal dari ucapan atau tulisan yang pertama.
Terutama di era digital seperti saat ini, dimana media sosial sudah menguasai hampir seluruh waktu kita. Mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali, semua tak lepas dari gadget dan media sosial. Banyak keuntungan kita dapatkan dari kecanggihan teknologi ini, yaitu kemudahan mendapatkan akses informasi apapun. Cepat, meski kadang belum tentu akurat.
Sebut saja tersebarnya informasi tentang donasi plasma darah untuk pasien Covid 19, yang beberapa waktu lalu banyak melewati beranda media sosial kita. Nyatanya, saat kita hubungi nomor ponsel yang tertera, itu tidak benar. Sang pemilik nomor pun marah karena kesal harus melayani ribuan chat akibat berita hoaks tersebut.
Merugikan sekali, bukan?
Nah, berikut ini adalah beberapa tips bijak mengunakan media sosial:
1. Pelajari setiap kali menerima informasi di media sosial, pastikan berasal dari sumber yang jelas, sebelum kita melanjutkan informasi tersebut.
2. Kendalikan emosi setiap kali mendapat informasi yang bersifat provokatif, biasanya kalimat yang mereka gunakan mengandung unsur kebencian yang tidak netral, permusuhan, kecemasan. Kalau mendapat informasi yang seperti ini, cukup berhenti di kita, jangan diteruskan ke yang lain! Mungkin kita bisa mengendalikan emosi dan menyaring mana yang baik dan tidak, tetapi belum tentu dengan orang lain. Bisa dibayangkan, seandainya yang menerima berita adalah seseorang dengan kondisi psikis atau pun kesehatan yang kurang baik sehingga mengakibatkan sesuatu yang fatal terjadi. Siapa yang akan bertanggungjawab?
3. Bila kita mendapatkan informasi dari media sosial yang meresahkan, jangan segan untuk melaporkannya pada yang berwenang atau ke alamat email
aduankonten@mail.kominfo.go.id
Media Sosial Sebagai Wajah Kita
Disadari atau pun tidak, saat ini peran media sosial sangatlah kuat dalam kehidupan kita. Bagi pelaku bisnis, ini sangat menguntungkan, tentu saja sebagai alat yang tepat untuk melakukan branding terhadap produk atau pun jasa yang ia tawarkan. Dan terbukti, online promotion lebih menarik untuk pandemi seperti saat ini dibandingkan offline promotion.
Namun, perannya pun tak lepas dari dampak negatif bagi pengguna yang kurang bijak. Seperti halnya mengunggah kejadian-kejadian yang memilukan atau tidak sepantasnya, contoh: kondisi korban kecelakaan atau bencana alam. Mengunggah beberapa kondisi terkait korban pandemi yang meresahkan.
Beberapa hari lalu, saya sempat membaca linimasa pada akun media sosial salah satu teman. Yaitu saat semua disibukkan dengan kekhawatiran virus cif 19. Beberapa orang mengunggah foto hasil tes antigen-nya yang negatif, mungkin dengan maksud rasa syukurnya. Atau agar orang yang berada di sekitarnya yang mungkin meragukan kesehatannya dapat merasa aman. Namun, di sisi lain, beberapa orang merasa sedih dan kecil hati ketika melihat ada teman yang mengunggah kabar gembira tersebut, karena rupanya dia tengah berduka setelah kehilangan keluarganya yang terpapar virus itu, dan saat itu dia pun tengah berjuang menghadapi virus tersebut. Dilema, tetapi itulah yang memang ada di sekitar kita.
Yuk, mulai dari kita sendiri, menjaga dan mengendalikan media sosial kita agar menjadi lebih bermanfaat lagi!
Salam sehat selalu!
Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days Writing Challenge Sahabat Hosting
-0 Comment-