BIKIN KETAWA, Referensi Bacaan Hiburan Bikin Bahagia
Kalau yang masih belum banyak beban hidup, setrong, dan gesit bisa memilih durasi senam zumba 50 menit. Kalau yang mageran dan kaum rebahan kayak aku, cukuplah geal geol selama 20 menit plus doa yang kencang, semoga hasilnya lekas terpampang nyata. (Men Sana in Corpore Sano, Dalam Tubuh yang Kuat Terdapat Mental Mamak yang Tabah, Dewi ‘Dedew’ Rieka)
Baru saja saya membaca dua kalimat di atas yang ada pada bagian belakang sampul buku Bikin Ketawa, dan langsung tertawa. Kalimat di atas adalah petikan salah satu cerpen yang ada dalam buku kumpulan cerita pendek berwarna kuning segar ini. Sebenarnya sudah lama saya tertarik pada buku ini, warna cover yang gonjreng ini langsung memikat saya pada pandangan pertama. Namun, sengaja saya beli saat ada kegiatan peluncuran tiga buku roman budaya oleh Elang Nuswantara di Perpustakaan Nasional RI beberapa waktu lalu untuk menghemat ongkir hehehe.
Saat kegiatan peluncuran tiga buku roman budaya oleh Elang Nuswantara memang dihadiri banyak komunitas literasi tanah air yang juga turut mengadakan bazar buku di sana. Kesempatan emas untuk kami, para pencinta buku yang menerapkan prinsip ekonomi hehehe. Oiya, liputan kegiatan peluncuran tiap buku roman budaya tersebut bisa dibaca di sini ya.
Nah, kembali ke buku warna kuning yang menggemaskan ini. Selain warnanya yang menggoda, saya tertarik meminangnya juga karena buku ini tidak terlalu tebal. Harapan saya, buku ini dapat segera saya tuntaskan dalam waktu yang tidak lama. Buku yang diinisiasi oleh Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis dan diterbitkan oleh Wonderland Publisher dengan tebal 111 halaman ini berisi 16 cerita pendek.
16 cerita pendek yang disajikan para penulisnya sebagian besar diambil dari kejadian-kejadian sehari-hari yang dekat dengan kehidupan, sehingga saya dapat merasakan sangat dekat sekali dengan para tokoh yang ada dalam cerita. Bahasa yang digunakan pun sederhana dan mudah dipahami. Beberapa cerita pun hampir mirip dengan yang saya alami dan beberapa kaum perempuan di masa pandemi (mudah ditebak kan cerita yang mana hehehe), hingga saya pun tertawa karena seolah de javu, kembali ke masa lalu dengan kejadian yang sama.
Salah satu cerita pendek dihadirkan dengan beberapa dialog yang menggunakan Bahasa Jawa, yaitu cerita pendek yang berjudul Mengompol. Tidak sulit bagi saya untuk mengerti arti dialog tersebut karena saya orang Jawa. Namun, orang luar Jawa pun tetap dapat memahaminya karena ada catatan kaki pada setiap lembar buku yang menuliskan dialog menggunakan Bahasa Jawa.
Saat ini agak lumayan sulit bagi saya mendapatkan buku fiksi dengan genre komedi. Hampir kebanyakan yang saya temui adalah romance dengan drama yang cukup menguras emosi, baik sedih, bahagia, maupun kecewa karena ceritanya menggantung. Padahal, bacaan dengan genre komedi justru menurut saya harusnya paling banyak dibutuhkan, mengingat kondisi saat ini yang serba serius.
Nah, kalau boleh tahu, kapan terakhir tertawa? Padahal, tertawa itu penting sekali untuk kesehatan. Tertawa tidak hanya meredakan ketegangan dan stres, tetapi juga dapat meningkatkan asupan udara kaya oksigen, menstimulasi jantung, paru-paru, otot, serta meningkatkan endorfin yang dikeluarkan otak. Jika hormon endorfin meningkat, maka tingkat depresi dan kecemasan akan menurun, mudah bahagia dan imun tubuh akan terjaga dengan baik.
Nah, tunggu apa lagi? Yuk, kita tertawa bersama! Buku Bikin Ketawa ini bisa banget dipertimbangkan untuk menjadi teman tertawa bersama juga. Untuk review lainnya bisa juga dibaca di sini ya.
Selamat membaca!
-0 Comment-